Search

Kanwil Kemenag Lampung Tinjau Sarpras Penyuluh di KUA Batanghari

Kanwil Kemenag Lampung Tinjau Sarpras Penyuluh di KUA Batanghari

Batanghari, Lampung Timur (Humas KUA)--- Di sela kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Administrasi Nikah Rujuk (NR) dan Biaya Operasional Perkantoran (BOP) Tahun 2025 di KUA Batanghari, Kepala Tim Sarana dan Prasarana Kanwil Kementerian Agama Provinsi Lampung, Juni Pegri Hidayatullah, menyapa para penyuluh agama Islam dan Budha di ruang penyuluh.

Suasana pertemuan berlangsung akrab dan komunikatif. Dalam kesempatan tersebut, Juni Pegri Hidayatullah berdialog santai dengan para penyuluh mengenai kebutuhan sarana dan prasarana pendukung kinerja penyuluh, di antaranya rencana pengusulan ruang kerja penyuluh, perangkat pengolah data, serta fasilitas pendukung kegiatan lapangan.

“Penyuluh adalah ujung tombak Kementerian Agama dalam membina kehidupan beragama di masyarakat. Karena itu, dukungan sarana dan prasarana yang memadai sangat diperlukan agar mereka dapat bekerja lebih optimal,” ujarnya.

Dalam dialog tersebut, Penyuluh Agama Islam Nurlailani turut menyampaikan pandangannya. Ia menilai perhatian Kanwil terhadap fasilitas penyuluh menjadi dorongan semangat untuk terus meningkatkan pelayanan. “Ruang penyuluh berfungsi bukan hanya sebagai tempat administrasi, tetapi juga pusat koordinasi lintas agama dan perencanaan kegiatan pembinaan di wilayah kerja kami,” ungkapnya.

Kunjungan ini menjadi bentuk nyata komitmen Kanwil Kemenag Provinsi Lampung dalam memperkuat peran dan kinerja penyuluh lintas agama melalui peningkatan sarana dan prasarana kerja yang representatif.

Sebelumnya, kegiatan Monev Administrasi NR dan BOP dipimpin oleh Ketua Tim Kepenghuluan dan Keluarga Sakinah Kanwil Kemenag Provinsi Lampung, H. Waldi Mahbubah, yang menekankan pentingnya tertib administrasi dan akuntabilitas pengelolaan dokumen layanan nikah.

Melalui kegiatan ini, diharapkan KUA Batanghari tidak hanya tertib administrasi, tetapi juga semakin kuat dalam mendukung profesionalisme penyuluh agama Islam dan Buddha sebagai garda depan pelayanan keagamaan di masyarakat.***(NL)