Lampung Timur, MAN IC (Humas) --- Pusat Penilaian
Buku Agama, Lektur, dan Literasi Keagamaan (PBAL2K) Kementerian Agama RI
menggelar Festival Literasi Keagamaan sebagai upaya memperkuat budaya
literasi dan pemahaman moderasi beragama di lingkungan madrasah.
MAN Insan Cendekia (IC) Lampung Timur menjadi salah satu madrasah terpilih sebagai tuan rumah program nasional ini pada Sabtu malam, (25/10/2025). Kegiatan berlangsung meriah di Aula MAN IC Lampung Timur mulai pukul 20.00 hingga 22.30 WIB, menghadirkan dua agenda utama: Pemutaran Film Moderasi Beragama dan Workshop Penulisan Pentigraf.
Kehadiran Kepala Pusat PBAL2K Kemenag RI, Dr. H. M. Sidik Sisdiyanto, M.Pd., beserta jajaran staf menjadi bukti nyata keseriusan Kementerian Agama dalam menjadikan madrasah sebagai pusat pengembangan literasi keagamaan yang inklusif dan berwawasan moderat.
Acara dibuka oleh Ustadzah Ellynda Mufidah, S. Hum., Wakil Kepala Madrasah Bidang Keasramaan, dan dihadiri langsung oleh Kepala MAN IC Lampung Timur, Dr. H. Muhammad Naim, S.Pi., M.Pd.
Dalam sambutannya, Dr. Naim menyampaikan apresiasi
atas kepercayaan yang diberikan kepada MAN IC Lampung Timur sebagai tuan rumah
kegiatan nasional ini.
“Terima kasih atas kehadiran Bapak dan Ibu dari Kementerian Agama yang telah meluangkan waktu untuk hadir di tengah kami. Ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi kami dan seluruh siswa MAN Insan Cendekia Lampung Timur,” ujarnya.
Dengan gaya khas yang hangat dan penuh humor,
beliau juga menyapa para siswa sekaligus memberikan motivasi.
“Yang di belakang jangan tidur bareng, ya. Kita
akan ikut workshop dan nonton bareng film moderasi beragama. Film ini bukan
sekadar tontonan, tapi sarana pembelajaran tentang pentingnya toleransi,
antikekerasan, dan penerimaan terhadap keberagaman tradisi,” lanjutnya.
Beliau menegaskan bahwa moderasi beragama
memiliki empat indikator utama: toleransi, komitmen kebangsaan,
antikekerasan, dan penerimaan terhadap tradisi.
“Film ini akan membantu kita memahami bagaimana nilai-nilai tersebut diterapkan dalam kehidupan nyata,” jelasnya.
“Menulis bukan sekadar kegiatan akademik, tetapi jalan untuk berbagi ilmu dan menebarkan kebaikan. Bahkan menulis bisa menjadi bentuk sedekah ilmu,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya bimbingan guru dalam
proses belajar menulis.
“Belajar dari buku itu penting, tapi guru adalah ruh dari ilmu. Dengan guru, kita tidak hanya tahu teori, tapi juga memahami makna dan nilai dari sebuah proses belajar ” tegasnya.
Eka juga mengajak siswa untuk berani menulis dari
hal-hal sederhana.
“Tidak ada yang tidak bisa menulis. Mulailah dari pengalaman di asrama, kisah pertemanan, atau peristiwa yang menyentuh hati kalian,” pesannya.
Menurutnya, literasi tidak hanya soal membaca dan
menulis, tetapi juga kemampuan berpikir kritis dan bijak dalam menyikapi
perbedaan.
“Lewat literasi, kita belajar memahami, bukan menghakimi. Kita belajar menghargai keberagaman, seperti nilai-nilai moderasi beragama yang diajarkan di madrasah ini,” tutupnya.
Suasana workshop berlangsung aktif dan kondusif, dengan interaksi dinamis antara narasumber dan peserta melalui pertanyaan pemantik serta latihan menulis singkat.
Pada sesi puncak, Dr. H. M. Sidik Sisdiyanto,
M.Pd., Kepala Pusat PBAL2K Kemenag RI, menyampaikan sambutan penuh semangat
dan inspiratif.
“Kalian adalah anak-anak yang beruntung. Festival ini hanya digelar di beberapa madrasah terpilih di Indonesia, dan MAN IC Lampung Timur termasuk salah satunya,” ungkapnya.
Beliau menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar
ajang kreativitas, tetapi juga sarana memperkuat nilai-nilai moderasi beragama
di kalangan pelajar madrasah.
“Kami ingin melihat bagaimana kalian memahami moderasi beragama bagaimana kalian mampu menerima keberbedaan, baik dalam suku, bahasa, maupun agama. Kerukunan itu menyenangkan, kebersamaan itu menenteramkan,” tuturnya.
Dr. Sidik juga memotivasi peserta untuk segera
menulis dan mengirimkan karya terbaik mereka yang akan dikurasi dalam Antologi
Pentigraf Moderasi Beragama Nasional.
“Semakin cepat, semakin bagus. Karena karya kalian akan menjadi bagian penting dalam gerakan literasi keagamaan madrasah. Sepuluh penulis pertama akan mendapat kaos dari saya,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah.
Beliau juga mengapresiasi kemajuan pesat MAN IC
Lampung Timur.
“Saya sudah beberapa kali datang ke madrasah ini. Dulu jalannya becek, sekarang sudah bagus. Dulu belum ada glamping, sekarang sudah ada. Ini menunjukkan kemajuan luar biasa,” ungkapnya bangga.
Sambutan ditutup dengan pantun penuh makna:
Burung merpati terbang ke awan,
Membawa pesan dari negeri seberang.
IC Lampung Timur berprestasi jadi teladan,
Ilmu dan iman berjalan seimbang.
Acara dilanjutkan dengan pemutaran film bertema moderasi beragama, di antaranya Tasamuh, Jumat, Islah, Epetus, dan Menyapa Terang di Ujung Timur. Film-film tersebut menggambarkan keindahan keberagaman, pentingnya toleransi, serta makna kebersamaan dalam kehidupan sosial dan keagamaan.
Sesi pemutaran film menjadi medium efektif dalam menyampaikan pesan damai dan inklusif. Para siswa tidak hanya diajak berpikir kritis, tetapi juga merasakan nilai-nilai spiritual dan sosial yang memperkuat kerukunan antarumat beragama.
Setelah pemutaran film, digelar diskusi interaktif yang dipandu langsung oleh Kepala PBAL2K. Antusiasme siswa sangat tinggi berbagai pertanyaan menarik muncul, mulai dari isu ekstremisme di media sosial hingga cara menyeimbangkan keimanan dengan wawasan kebangsaan. Diskusi berlangsung hangat dan menggugah, menghadirkan beragam pandangan segar dari peserta.
Festival Literasi Keagamaan PBAL2K Kemenag RI di MAN IC Lampung Timur berlangsung sukses dan penuh inspirasi. Kegiatan ini secara holistik menanamkan dua pilar penting: literasi kreatif dan pemahaman keagamaan yang moderat.
Keberhasilan MAN IC Lampung Timur menjadi tuan rumah menunjukkan konsistensinya sebagai madrasah unggulan yang berkomitmen membentuk insan berilmu, berkarakter, dan berwawasan kebangsaan.
(Kontributor : Wid/Tim Publikasi)
