Labuhan Maringgai (Humas) – Penghulu Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Labuhan Maringgai, Supriyadi, M.Pd, menghadiri kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) Tahun 2025 yang dilaksanakan di Desa Srigading, Senin (tanggal menyesuaikan). Dalam kesempatan tersebut, beliau menyampaikan amanah dari Kepala KUA Labuhan Maringgai terkait program dan kebijakan strategis Kementerian Agama dalam mendukung pembangunan masyarakat desa yang religius dan sejahtera, Senin 06/10/2025.
Dalam sambutannya, Supriyadi menegaskan bahwa pelaksanaan Bimbingan Perkawinan (BINWIN) bagi Calon Pengantin merupakan kewajiban yang akan diberlakukan secara penuh mulai tahun 2025, sesuai dengan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 30 Tahun 2025. Program ini, menurutnya, menjadi upaya penting dalam menekan angka perceraian, mencegah stunting, serta mengurangi kekerasan berbasis gender di masyarakat.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan pentingnya mendorong pencatatan nikah melalui program “Gas Pencatatan”. Program ini direalisasikan melalui kegiatan Isbat Nikah Terpadu yang melibatkan Kementerian Agama, Pengadilan Agama, dan Pemerintah Daerah Lampung Timur. Upaya ini diharapkan dapat memastikan seluruh pasangan menikah secara sah dan tercatat secara hukum negara.
Selain itu, Supriyadi juga menyampaikan dukungan KUA terhadap program percepatan pensertifikatan tanah tempat ibadah, lembaga pendidikan, dan fasilitas umum. Hal ini merupakan langkah strategis untuk memberikan kepastian hukum atas aset keagamaan dan sosial masyarakat.
Menutup penyampaiannya, Supriyadi mengajak seluruh perangkat desa dan pelaku UMKM di Srigading untuk berpartisipasi dalam program sertifikasi halal, guna meningkatkan kualitas dan daya saing produk lokal. Program ini menjadi bagian dari upaya Kementerian Agama dalam mendorong kemandirian ekonomi umat dan penguatan ekosistem halal nasional.
Kehadiran Penghulu KUA dalam Musrenbangdes ini menjadi wujud sinergi antara pemerintah desa dan Kementerian Agama dalam mewujudkan pembangunan yang tidak hanya berorientasi pada fisik dan ekonomi, tetapi juga berbasis nilai-nilai keagamaan dan ketahanan keluarga.***(DTP)