Batanghari, Lampung Timur (Humas KUA)--- Kantor Urusan Agama (KUA) Batanghari kembali menunjukkan komitmennya sebagai garda terdepan dalam membina generasi keluarga Indonesia yang berkualitas. Melalui penyelenggaraan Bimbingan Perkawinan (Bimwin) Pra-Nikah pada Rabu (13/8/2025), KUA Batanghari menggandeng berbagai pihak untuk memberikan pembekalan komprehensif kepada lima pasang calon pengantin.
Program rutin setiap hari Rabu ini tidak hanya berfokus pada pemahaman agama, tetapi juga mengintegrasikan materi psikologi keluarga dan kesehatan reproduksi. Sinergi ini dilakukan agar calon pengantin memperoleh bekal yang utuh untuk membangun rumah tangga yang harmonis, sehat, dan berdaya tahan.
Penyuluh Agama Islam KUA Batanghari, Subekti, S.H., membuka sesi dengan materi “Pondasi Keluarga Sakinah”. Ia menekankan pentingnya komunikasi, penghormatan antar pasangan, dan keterampilan menyelesaikan masalah secara dewasa. “Kekuatan rumah tangga tidak hanya dibangun di atas cinta, tetapi juga di atas komitmen, kesabaran, dan kesiapan lahir batin,” ujar Subekti.
Sesi berikutnya dipandu oleh Edy Prayitno, S.Ag., yang mengupas makna ijab qabul, rukun dan syarat nikah, hingga praktik lafal akad secara langsung. Metode simulasi ini membuat para calon pengantin lebih percaya diri dan memahami esensi akad sebagai perjanjian suci di hadapan Allah SWT.
Menambah perspektif kesehatan, Bidan dari UPTD Puskesmas Batanghari memberikan edukasi pranikah, mulai dari pemeriksaan kesehatan, perencanaan kehamilan, hingga pencegahan penyakit menular. Penjelasan ini diharapkan dapat membekali pasangan dengan kesadaran pentingnya kesehatan fisik dan reproduksi sebagai bagian dari kualitas keluarga.
Kepala KUA Batanghari, H. Subhan, S.Ag., M.Sy., menyampaikan bahwa Bimwin merupakan wujud nyata pelayanan KUA dalam membangun generasi keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah. “KUA bukan hanya tempat akad nikah, tetapi juga pusat edukasi dan pembinaan keluarga, dengan dukungan lintas sektor demi kualitas kehidupan rumah tangga umat,” tegasnya.
Dengan kolaborasi antara penyuluh agama, tenaga kesehatan, dan perangkat KUA, pembinaan pranikah diharapkan mampu menjadi pondasi kuat bagi pasangan untuk menghadapi dinamika rumah tangga, sekaligus menjadi langkah strategis mencegah permasalahan keluarga di kemudian hari.***(NL)