Search

Puisi Spesial Hari Ibu 22 Desember 2024

Puisi Spesial Hari Ibu 22 Desember 2024


"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS. Luqman: 14)

Ayat ini menjelaskan tentang pentingnya berbakti kepada kedua orang tua dan bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan. Ibu mengandung anaknya dengan penuh kesulitan dan menyapihnya selama dua tahun, sehingga anak harus berbakti dan bersyukur kepadanya. Begitu pula, anak harus bersyukur kepada Allah SWT karena segala nikmat yang telah diberikan.


Sebening Embun

Karya : Eka Wiyati


Sentuhmu menghangatkan jiwaku

Senyummu menguatkan keyakinanku

Marahmu menjadi semangatku

Doamu menjadi keberkahanku


Terik mentari membakar tak membuatmu menepi

Hujan badai, petir menyambar tak mampu menghalangi

Terjal berliku, penuh duri pun kau lintasi

Duka nestapapun kau jalani


Doa suci selalu kau panjatkan

Tiada henti kau semai harapan

Hinaan datang silih berganti

Namun kasihmu tiada henti


Hanya keyakinan yang kau miliki

Setulus hati kau jalani kisah ini

Kini semua telah terlewati

Kasih suci dan harapanmu telah terbukti


Tapi, apa daya diri ini semua telah berlalu

Belum sempat ku membalas senyummu

Belum sempat ku menghapus air matamu

Belum tuntas ku seka peluhmu

Belum mampu ku hapus deritamu

Belum mampu ku menjadi kebanggaanmu

Tapi Pemilikmu lebih menyayangimu


Air mata ini tiada arti

Kesakitan ini tiada bertepi

Hanya doa dan harapanku sepenuh hati

Agar engkau mendapat tempat terindah dari illahi robbi


Ibu tak cukup pintaku padamu

Tak kan pernah terganti kasihmu

Tak ada lagi doamu untuku

Tanpamu hidupku sendu

Karena engkaulah kehidupanku


Kaki ini tak sekuat dulu, seperti saat engkau di sisihku

Hati ini tak setegar dulu, seperti saat nasihatmu menyentuh qolbu

Senyum ini tak semanis dulu, saat belaianmu menyapu jiwaku

Bukan aku tak rela takdirku, tapi aku rapuh tanpamu


Tak seorang pun tulus menyayangiku

Tiada kasih sebening embun untukku

Menguatkan setiap langkahku

Kasihmu tak kan terganti, tak kan sirna oleh waktu

Kini hanya nisanmu menyayat qolbuku

Mimpi aku rindu bertemu


Ibu, maafkan anakmu

Ibu, kaulah pelitaku

Ibu, kaulah penjelmaan sang pencipta dalam hidupku

Ibu, mengapa secepat ini kau meninggalkanku


Tiada jemu aku merindu

Iri hatiku melihat temanku yang beribu

Hanya doa ku panjatkan untukmu

Agar tenang dan bahagia  di sisi-Nya, mesti hanya seuntai doa untukmu


Wahai temanku, sayangilah ibumu

Jangan pernah kau sakiti dia, cintailah setiap waktu

Bersyukur dan bahagiakan dia selalu

Karena kau tak akan pernah tahu sampai kapan waktumu

Saat dia tak lagi bersamamu, rasa ini kan menyertaimu.