• 06 July 2025 12:19:25

Janji Suci di Bawah Langit yang Menangis: Resepsi Pernikahan Penuh Makna


Mataram Baru, Lampung Timur 15/12/2024.
Di bawah derasnya hujan yang mengguyur, sebuah janji suci terucap dengan penuh makna. Wasthanul Karim, S.HI., Penghulu dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Mataram Baru, Lampung Timur, memimpin prosesi akad nikah “Febri Budiwan dan Siti Maryam” dengan khidmat. Suara beliau yang tegas namun penuh kelembutan menciptakan suasana sakral yang menyentuh setiap hati yang hadir. Pada Minggu, 15 Desember 2024, pukul 09. 00 di Desa Mataram Baru,  hujan turun seakan menjadi saksi alam yang merestui langkah pertama kedua mempelai dalam perjalanan hidup mereka. Setiap kata yang diucapkan dalam ijab kabul bukan hanya mengikat cinta, tetapi juga tanggung jawab yang akan mereka jalani bersama.
Akad nikah berjalan disaksikan oleh keluarga dan kerabat yang penuh haru. Dengan dukungan penuh dari Bapak Dai Jumadi, ayah dari mempelai wanita, sebagai wali nikah, Febri Budiwan mengucapkan janji seumur hidupnya. Suasana hening sejenak menyelimuti ruangan, saat kata-kata ijab terucap dengan penuh keyakinan. “Saya terima nikahnya…” Kalimat sederhana yang menyatukan dua hati, menggema dan meresap dalam jiwa mereka dan para saksi yang hadir. Kehadiran saksi terhormat, Dr. Duslan, M.Pd., dan H. Asrori Ismail, semakin memperkokoh momen ini, memastikan bahwa janji suci yang terucap akan menjadi ikatan yang tak terpisahkan. Dalam sekejap, nama Febri Budiwan dan Siti Maryam bukan lagi dua individu terpisah, tetapi dua jiwa yang saling melengkapi dalam satu ikatan yang penuh berkah.

Prosesi Akad Nikah: 
Setiap detik dalam prosesi akad nikah terpatri dalam kenangan yang tak tergantikan. Ijab kabul yang berlangsung penuh khidmat mengingatkan semua yang hadir tentang arti sejati dari sebuah pernikahan. Bapak Dai Jumadi, dengan suara bergetar, mengucapkan kata-kata yang melegakan hati putrinya. Febri Budiwan, dengan mantap menjawab ijab tersebut, menandai langkah awal dalam kehidupan bersama. Saat do’a dipanjatkan oleh penghulu, suasana semakin mendalam, dan hujan yang terus turun seolah menjadi simbol berkah dari langit yang turut merayakan cinta mereka. Hari itu bukan hanya momen sakral, tetapi sebuah titik balik kehidupan yang penuh harapan dan kebahagiaan.
Meski hujan deras mengguyur sepanjang hari, kebahagiaan tetap menyelimuti acara resepsi ini. Tenda yang menjadi tempat berlangsungnya perayaan, dihiasi dengan indah dan sederhana, menciptakan suasana yang penuh kehangatan. Di tengah gemericik hujan, tamu undangan, keluarga, dan sahabat hadir dengan senyuman tulus, menciptakan ikatan yang lebih dari sekadar acara formal. Semua orang tampak bersatu, membuktikan bahwa cinta tidak hanya mempertemukan dua insan, tetapi juga menyatukan keluarga besar yang saling membantu, mendukung, dan merayakan kebahagiaan bersama. Hujan yang tak henti-hentinya turun justru menambah keistimewaan momen ini, mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati sering datang dengan tantangan yang harus dihadapi bersama.

Kehangatan di Balik Hujan :
Bagi Tim Wedding Organizer (WO), tantangan cuaca justru mempererat kekompakan dan semangat kebersamaan. “Kami memang harus berimprovisasi karena hujan, tapi kami justru merasakan kekuatan cinta yang luar biasa dari keluarga dan tamu yang hadir,” ujar salah satu anggota WO. “Acara ini bukan hanya tentang menyusun rencana yang matang, tetapi juga tentang menghadirkan kenyamanan dan kehangatan meski cuaca tak bersahabat. Ketulusan cinta Febri Budiwan dan Siti Maryam begitu terasa, bahkan di bawah hujan deras ini, acara tetap berlangsung penuh kemeriahan.” Hujan yang turun dengan lebatnya ternyata justru mengingatkan kita semua bahwa cinta itu indah, kuat, dan penuh kesetiaan—meski terkadang harus diuji oleh cuaca yang tak terduga.

Dalam khutbah nikah yang penuh khidmat, Penghulu Wasthanul Karim, S.HI., memberikan pesan yang menggetarkan hati kedua mempelai dan seluruh hadirin. “Pernikahan adalah ikatan yang kokoh, seperti bangunan yang dibangun dengan fondasi yang kuat,” ujarnya dengan penuh ketulusan. “Dalam hidup berumah tangga, akan datang berbagai badai dan ujian, tetapi dengan iman, cinta, dan komitmen, setiap tantangan bisa dilalui bersama. Cinta bukan hanya tentang berbagi kebahagiaan, tetapi juga berjuang bersama demi keberkahan dunia dan akhirat.” Pesan ini menggugah semua yang mendengarnya, mengingatkan kita bahwa pernikahan adalah sebuah perjalanan panjang yang harus ditempuh dengan kesabaran dan saling melengkapi. Semoga Febri Budiwan dan Siti Maryam selalu diberikan kekuatan untuk bersama mengarungi hidup, menjadikan setiap langkah mereka penuh berkah, dengan cinta yang tak pernah pudar. " Wasthanul Karim'

Kantor Kementerian Agama Kebupaten Lampung Timur

Jl. Sampoerna Jaya No.05 Desa Negara Nabung Kec. Sukadana Kab. Lampung Timur
Email : kablampungtimur@kemenag.go.id

Kontak Kami