• 02 August 2025 14:28:34

GURU DAN TANTANGAN ERA AI : MENANAMKAN KARAKTER DI TENGAH KEMAJUAN TEKNOLOGI


GURU DAN TANTANGAN ERA AI : MENANAMKAN KARAKTER DI TENGAH KEMAJUAN TEKNOLOGI

Oleh : [Has]

I. Pendahuluan

Perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah membawa perubahan signifikan dalam dunia pendidikan. Teknologi AI kini mampu menghadirkan berbagai inovasi, seperti pembelajaran berbasis data, personalisasi materi ajar, hingga bimbingan virtual yang dapat diakses kapan saja. Hal ini memberikan peluang besar bagi pendidikan untuk menjadi lebih inklusif dan efisien. Namun, di balik kemajuan ini, terdapat tantangan besar dalam memastikan bahwa nilai-nilai kemanusiaan tetap menjadi pusat dari proses pembelajaran, sesuatu yang tidak dapat sepenuhnya diwujudkan oleh teknologi.  

Di sinilah peran guru menjadi semakin penting, bukan hanya sebagai fasilitator pembelajaran, tetapi juga sebagai penjaga moralitas dan pembentuk karakter siswa. Guru memiliki kemampuan unik untuk membimbing, menginspirasi, dan menanamkan nilai-nilai luhur seperti empati, tanggung jawab, dan integritas—yang tidak bisa dihasilkan oleh algoritma AI. Meskipun AI dapat menjadi alat yang efektif dalam mendukung proses pendidikan, teknologi ini tetap hanya berfungsi sebagai pelengkap. Sentuhan manusiawi yang diberikan oleh seorang guru akan selalu menjadi fondasi utama dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kaya secara karakter.

II. Dampak Perkembangan AI Terhadap Pendidikan

Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah menghadirkan revolusi dalam dunia pendidikan, khususnya melalui automatisasi pembelajaran. Platform berbasis AI seperti *learning management systems* (LMS), chatbot pendidikan, dan perangkat lunak adaptif memungkinkan proses belajar mengajar berlangsung secara lebih personal dan efisien. AI mampu menganalisis kebutuhan dan kemampuan individu siswa, sehingga materi pembelajaran dapat disesuaikan dengan kecepatan dan gaya belajar masing-masing. Selain itu, teknologi ini menawarkan akses pendidikan tanpa batas geografis, memberikan peluang bagi siswa di daerah terpencil untuk mendapatkan pendidikan berkualitas. Namun, automatisasi ini juga menghadirkan tantangan signifikan, seperti kesenjangan teknologi yang mengakibatkan ketidakmerataan akses, serta pengurangan pendekatan humanis dalam pembelajaran. Hubungan interpersonal antara guru dan siswa, yang berperan penting dalam membangun karakter dan empati, sulit digantikan oleh teknologi.  

Perkembangan AI juga mengubah peran guru dari pengajar tradisional menjadi fasilitator dan mentor yang membimbing siswa untuk berpikir kritis dan memahami materi secara mendalam. Perubahan ini menuntut guru untuk terus mengembangkan kompetensi teknologi agar mampu mengintegrasikan AI dalam proses pembelajaran. Meskipun AI memberikan keuntungan dalam personalisasi pembelajaran dan efektivitas penilaian, ada risiko yang perlu diantisipasi, seperti potensi kehilangan sentuhan manusiawi serta isu privasi data siswa. Tantangan ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara guru dan teknologi, di mana AI berfungsi sebagai alat bantu yang memperkuat peran guru, bukan menggantikannya. Dengan demikian, meskipun AI menawarkan berbagai peluang besar, peran guru tetap tak tergantikan dalam menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan pembentukan karakter siswa.

III. Peran Guru Dalam Menanamkan Karakter

Guru memiliki peran yang sangat vital dalam pembentukan karakter siswa, sebuah aspek yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. Pendidikan karakter adalah fondasi untuk menanamkan nilai moral, etika, dan empati pada siswa, yang menjadi penyeimbang dalam menghadapi kemajuan teknologi dan tantangan dunia modern. Guru tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk sikap dan perilaku siswa melalui keteladanan dan interaksi yang mendalam. Melalui pendidikan karakter, siswa diajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, dan toleransi, yang menjadi bekal utama mereka untuk menjadi individu yang berintegritas dalam kehidupan pribadi maupun sosial.  

Sebagai pembimbing sosial, guru berperan membimbing siswa menjadi individu yang bertanggung jawab di masyarakat. Mereka membantu siswa memahami peran dan tanggung jawabnya sebagai bagian dari komunitas yang lebih luas, termasuk menanamkan nilai-nilai keberagaman, solidaritas, dan rasa hormat terhadap perbedaan. Dalam praktiknya, banyak guru yang berhasil mengintegrasikan pengajaran nilai-nilai ini ke dalam metode pembelajaran berbasis teknologi. Contohnya, penggunaan platform digital untuk diskusi kelompok tentang isu-isu sosial atau lingkungan, yang tidak hanya melatih keterampilan berpikir kritis tetapi juga membangun empati dan kerja sama. Dengan demikian, meskipun teknologi menjadi alat bantu yang penting, sentuhan manusiawi dari seorang guru tetap menjadi kunci dalam pengembangan karakter siswa yang holistik. 

IV. Tantangan yang dihadapi oleh Guru di Era AI

Di era kecerdasan buatan (AI), guru menghadapi berbagai tantangan yang kompleks, salah satunya adalah keterbatasan keterampilan teknologi. Tidak semua guru memiliki pengetahuan dan keahlian yang memadai untuk memanfaatkan teknologi canggih secara optimal dalam proses pembelajaran. Banyak guru yang masih harus beradaptasi dengan perangkat lunak pendidikan berbasis AI atau metode pengajaran digital lainnya. Hal ini menuntut pelatihan yang berkelanjutan agar guru dapat mengintegrasikan teknologi tanpa kehilangan esensi pengajaran. Keterbatasan ini dapat menghambat transformasi peran guru dari pengajar tradisional menjadi fasilitator dan mentor yang diharapkan di era digital.  

Selain itu, disparitas akses teknologi menjadi tantangan besar, terutama di daerah terpencil yang minim infrastruktur digital. Ketimpangan ini tidak hanya memengaruhi penyampaian materi berbasis teknologi, tetapi juga berdampak pada pendidikan karakter. Di wilayah dengan akses teknologi terbatas, siswa cenderung tidak mendapatkan pengalaman pembelajaran yang sama, sehingga potensi pengembangan karakter mereka melalui media digital juga terhambat. Yang lebih mengkhawatirkan, ketergantungan pada teknologi dapat menyebabkan hilangnya sentuhan personal dalam pendidikan. Interaksi manusiawi antara guru dan siswa, yang sangat penting untuk membangun empati, nilai moral, dan keterhubungan emosional, berisiko tergantikan oleh interaksi berbasis mesin. Tantangan ini menuntut keseimbangan antara pemanfaatan teknologi dan pendekatan humanis, sehingga AI dapat menjadi alat bantu yang mendukung peran guru tanpa mengurangi nilai-nilai esensial dalam pendidikan. 

V.  Solusi dan Rekomendasi

Untuk menghadapi tantangan di era kecerdasan buatan (AI), diperlukan solusi strategis dan rekomendasi yang komprehensif agar peran guru tetap relevan dan efektif. Salah satu solusi utama adalah peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan dan pengembangan keterampilan digital. Program pelatihan yang berfokus pada literasi teknologi, penggunaan platform AI dalam pembelajaran, serta strategi integrasi teknologi ke dalam pengajaran perlu dirancang secara sistematis. Dengan pelatihan ini, guru tidak hanya mampu mengoperasikan perangkat berbasis AI tetapi juga mengoptimalkan teknologi untuk mendukung pembelajaran yang kreatif dan bermakna, tanpa mengesampingkan aspek humanis dalam pendidikan.  

Selain itu, kolaborasi manusia dan mesin harus menjadi landasan dalam proses pendidikan. AI perlu diintegrasikan dengan pendekatan pendidikan yang berfokus pada nilai dan karakter, sehingga dapat memperkuat peran guru dalam membimbing siswa. Guru dapat memanfaatkan AI untuk tugas administratif atau analisis data pembelajaran, sementara aspek pengajaran yang melibatkan empati, etika, dan interaksi interpersonal tetap menjadi domain utama manusia. Pemerintah juga perlu meningkatkan dukungan melalui penyediaan fasilitas pendidikan berbasis teknologi dan pelatihan berkelanjutan. Program subsidi perangkat teknologi di daerah terpencil, serta insentif bagi guru yang berinovasi dalam pendidikan karakter, dapat mendorong transformasi pendidikan yang lebih inklusif dan bermutu. Dengan sinergi antara guru, teknologi, dan pemerintah, pendidikan di era AI dapat menjadi lebih holistik, tidak hanya mempersiapkan siswa secara intelektual, tetapi juga membentuk karakter mereka sebagai individu yang unggul dan berintegritas.

VI. Kesimpulan

Kesimpulannya, meskipun teknologi kecerdasan buatan (AI) terus berkembang pesat dan membawa perubahan signifikan dalam dunia pendidikan, peran guru dalam menanamkan karakter tetap tidak tergantikan. Guru adalah fondasi utama dalam membentuk nilai-nilai moral, etika, dan empati yang menjadi inti dari pendidikan karakter. Melalui bimbingan dan keteladanan mereka, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga dibimbing untuk menjadi individu yang berintegritas, berkepribadian kuat, dan siap berkontribusi dalam masyarakat.  

Harapan ke depan adalah menghadapi era AI dengan optimisme dan visi yang jelas, di mana teknologi berfungsi sebagai alat bantu untuk memperkuat proses pembelajaran tanpa menggantikan esensi humanis dari peran guru. Dengan kolaborasi yang harmonis antara guru dan teknologi, serta dukungan penuh dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, pendidikan dapat menciptakan generasi yang tidak hanya unggul secara intelektual tetapi juga kokoh dalam nilai-nilai karakter. Era AI, jika dikelola dengan bijak, dapat menjadi peluang emas untuk memperkuat peran pendidikan dalam membangun masa depan yang lebih baik.

Kantor Kementerian Agama Kebupaten Lampung Timur

Jl. Sampoerna Jaya No.05 Desa Negara Nabung Kec. Sukadana Kab. Lampung Timur
Email : kablampungtimur@kemenag.go.id

Kontak Kami